Gasing Permainan Tradisional Melayu


Oleh : Adik Isra Aulia

1.      Latar Belakang
Permainan gasing merupakan salah satu jenis permainan tradisional yang usianya sudah sangat tua, gasing merupakan permainan tradisional dari Asia, terutama daerah Melayu seperti Indonesia, Malaysia, dan sekitarnya. Bangsa Melayu diyakini merupakan suku bangsa yang menciptakan permainan tradisional gasing, menggunakan buah Berembang, yaitu sejenis buah-buahan yang banyak tumbuh di tepian pantai.
Gasing merupakan Permainan tradisional yang sudah dikenal di pulau Natuna jauh sebelum masa penjajahan Belanda. Sedangkan di daerah Sulawesi Selatan, gasing baru dikenal pada kisaran tahun 1930-an.
Gasing merupakan permainan yang akrab dengan kaum laki-laki. Biasa dimainkan oleh anak-anak, remaja hingga dewasa. Biasanya, masyarakat di pedesaan memainkan permainan ini di halaman rumah yang luas, bertanah keras dan datar. Permainan bisa dilakukan dalam bentuk perorangan maupun antar group. Jumlah pemain bervariasi, tergantung kondisi dan kebiasaan di daerah masing-masing.
Saat ini, popularitas permainan gasing memang sudah mulai meredup tergerus oleh gelombang modernisasi. Permainan gasing di Bengkalis biasanya bisa ditemukan saat diadakan acara Ulang Tahun Pulau Bengkalis, maupun dalam Rangka lainnya. Pada momen ini biasanya permainan gasing diperlombakan untuk memeriahkan perayaan tersebut.
2.      Pembahasan
Gasing merupakan salah satu permainan tradisional yang cukup populer di kalangan masyarakat melayu Riau. Gasing sebenarnya adalah nama alat atau mainan yang digunakan untuk permainan ini. Yaitu sebuah benda yang bisa berputar pada poros dan memiliki satu titik keseimbangan. Untuk bisa berputar, mainan gasing diputar cepat terlebih dahulu dengan bantuan tali khusus.
Mainan gasing terbuat dari kayu keras. Biasanya kayu yang dipilih untuk membuat gasing adalah kayu kemuning, merbau, rambai, dan durian. Potongan kayu ini kemudian dikikis dan dibentuk sehingga membentuk seperti gasing. Agar bisa diputar, gasing membutuhkan bantuan tali untuk memutar dengan cepat. Tali gasing dipilih tali yang kuat dan tidak mudah putus. Ukuran tali gasing bervariasi, tergantung ukuran tangan pemakainya. Biasanya panjang tali yang digunakan adalah 1 meter.
Beberapa jenis gasing yang berkembang dari masa ke masa antara lain :
1.      Gasing Uri, berbentuk rendah dan agak pipih, beratnya 6 Kg dengan diameter 60 cm dan tinggi 8 cm.
2.      Gasing Kuno, berbentuk sederhana dan berimbang, beratnya 0.6 kg dengan diameter 30 cm dan tinggi 8 cm.
3.      Gasing Gaba, berbentuk seperti telur dengan bobot beratnya 0.6 kg dengan diameter 38 cm dan tinggi 20 cm.
4.      Gasing Jantung, berbentuk seperti jantung dengan bobot beratnya 0.25 kg yang berdiameter 20 cm dan tinggi 12 cm.
Permainan Gasing ini umumnya di atas tanah datar dan keras. Pertama-tama Gasing dipegang atau digenggam dengan satu tangan kemudian tangan yang satunga memasangtali di atas kepala Gasing yang dibentuk sedemikian rupa sehingga terlihat sedikit ada tonjolan. Dari tonjolan inilah dimulai untuk melilitkan tali. Caranya adalah ujung tali dilekatkan pada tonjolan Gasing (kepala) kemudian ditekan dengan ibu jari yang menggenggam Gasing. Selanjutnya tali dililitkan kuat-kuat dan rapat sampai kira-kira seperempat atau setengah badan Gasing. Setelah itu ujung tali yang tersisa dibalutkan ke dalam tangan yang hendak melontarkan Gasing. Dengan demikian Gasing telah berpindah ketangan yang melilitkan tali sambil menggenggam Gasing kuat-kuat. Sewaktu akan melontarkan Gasing, tangan yang menggenggam Gasing di angkat ke atas melewati pundak sejajar dengan kepala pemain kemudian dilontarkan ke depan, dan pada saat Gasing hendak menyentuh tanah tali disentakkan maka Gasing akan berputar.
Pada zaman dahulu beberapa kalangan masyarakat Melayu menggunakan permainan tradisional gasing sebagai media untuk meramal dan menghitung dalam hal bercocok tanam. Pada upacara adat tertentu gasing digunakan untuk meramal berbagai hal. Tidak jarang perputaran gasing menjadi patokan hasil ramalan. 
Namun selain sebagai media dalam beberapa upacara adat, fungsi utama dari permainan tradisional gasing adalah sebagai wahana bersosialisasi. Dengan bersama-sama bermain gasing di waktu senggang, masyarakat secara tidak langsung bersosialisasi dan saling mempererat hubungan persaudaraan. 
Hal ini terjadi antara lain karena permainan tradisional gasing tidak hanya dimainkan oleh anak-anak semata, namun kalangan orang dewasa pun banyak yang memainkan permainan tradisional ini, terutama para laki-laki dewasa.
3.      Kesimpulan
Dapat kita ketahui bahwa permainan tradisional gasing pada zaman ini sudah jarang kita temui, itu dikarenakan perkembangan zaman yang sudah modern, tetapi kita bisa melihat permainan tradisional ini disaat diadakannya acara perayaan maupun peringatan penting, dengan menjadikan permainan tradisional ini sebagai perlombaan.
Permainan tradisional ini pada masa dulu memiliki fungsi sebagai media dalam beberapa upacara adat, meramal dan berhitung dalam hal bercocok tanam, dan berfungsi sebagai wahana bersosialisasi.
Saran
Kita sebagai generasi muda melayu, harus tetap menjaga tradisi yang sudah ada sejak dulu, walaupun zaman trus berkembang permainan tradisional harus tetap ada untuk kita jaga, sehingga generasi yang akan datang masih bisa mengenal permainan tradisional gasing ini.
Sekian. . . Terimakasih.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tradisi Makan Bersirih dan Makna Tepak Sirih

Mandi Balimau Tradisi Masyarakat Melayu Bengkalis dalam Menyambut Bulan Ramadhan