Mandi Balimau Tradisi Masyarakat Melayu Bengkalis dalam Menyambut Bulan Ramadhan

Oleh : Adik Isra Aulia

1.      Latar Belakang
Balimau Kasai merupakan adat Budaya Asli dari Masyarakat Melayu Riau, Menurut filsafat kebudayaan, ilmu kebudayaan mempelajari peristiwa dan bentuk-bentuk kebudayaan yang terdapat pada kesatuan-kesatuan yang berbeda-beda. Menurut ruang dan waktu,filsafat kebudayaan mendekati hakekat kebuyaan sebagai sifat esensi yang untuk sebagian mengatasi ruang dan waktu empiris, dimensi sejarah dan setempat. Filsafat kebudayaan memandang kebudayaan dari realisasi kemanusiaan.
Mandi Balimau Kasai merupakan kebiasaan atau budaya yang berasal dari India yang merupakan budaya umat Hindu di India, Namun pada masa umat Hindu di India Balimau Kasai dikenal dengan Makara Sankranti, yaitu saat umat Hindu mandi di Sungai Gangga untuk memuja dewa Surya pada pertengahan Januari, dan adanya Raksa bandha sebagai penguat tali kasih antar sesama yang dilakukan pada bulan Juli-Agustus, lalu Vasanta Panchami pada bulan Januari-Februari sebagai penyucian diri untuk menyambut musim semi.  Dengan mandi balimau  kasai atau Makara Sankranti dosa-dosa mereka hilang bersama mengalirnya air sungai Gangga.

2.      Pembahasan
Balimau atau mandi limau merupakan salah satu tradisi yang biasanya dilakukan oleh suku Minang dan Melayu Indonesia, saat hendak menyambut bulan Ramadhan. Tetapi berjalan dengan perkembangan zaman, tradisi itu seakan berubah menjadi kegiatan yang tidak lagi mencerminkan budaya yang sebenarnya. Pada masa dulu mandi balimau di lakukan dengan cara mandi di sungai atau sumur umum bagi laku-laki dan wanita yang di lakukan dengan terpisah. Tetapi dengan berkembangnya zaman mandi balimau juga seakan telah berubah dengan cara mandi bersana disugai baik pria maupun wanita, anak-anak, remaja, dan manula.

Adapun alat dan bahan yang digunakan untuk mandi belimau adalah :
1.    Baju enam warna, yaitu : putih, hijau, merah, kuning, hitam dan kelabu. Pakaian berwarna putih secara khusus digunakan oleh pemimpin upacara. Sedangkan sisanya digunakan oleh pembantunya.
2.    Guci atau kendi. Guci yang digunakan adalah guci khusus yang telah berumur ratusan tahun. Guci ini digunakan sebagai tempat ramuan khusus yang akan digunakan dalam upacara Mandi Balimau. 
3.    Ramuan khusus. Ramuan ini terbuat dari campuran air yang diambil dari sumur kampung yang telah dibacakan mantera dan dicampur dengan :
1)   Jeruk nipis 7 buah. 
2)   Pinang 7 Butir.
3)   Bonglai kering 76 iris.
4)   Kunyit 7 mata.
5)   Mata Mukot 7 jumput dan bawang merah 7 biji.
6)   Arang using.

Kata Balimau berasal dari bahasa ocu (bahasa Kampar ), yang artinya membasuh diri dengan ramuan rebusan limau purut atau limau nipis. Sedangkan kasai yang bermakna lulur dalam bahasa  Melayu adalah bahan alami seperti beras, kunyit, daun pandan dan bunga bungaan yang membuat wangi tubuh. Jadi dapat disimpulkan bahwa mandi balimau kasia merupakan kegiatan membasuh diri dengan dengan ramuan rebusan limau purut dan nipis, seerta menggunakan bahan alamai, kunyit, beras, daun pandana, dan bunga.
Contohnya di Desa Teluk latak, Bengkalis, Riau, yang merupakan mayoritas orang Ocu/Bengkinang, masyarakat Teluk latak dalam menyambut bulan suci Ramadhan mengadakan mandi limau yang dikenal dengan berarak belimau, berarak balimau atau pawai yang diadakan untuk menyambut bulan ramadhan 1439H, dimulai pukul 15.00 WIB dan berakhir pukul 16.00 WIB, di mulai dari Masjid As-Sholihin dan berakhir di Mushola Riyadhul Jannah. Berarak balimau ini sudah merupakan tradisi warga Dusun Simpang Baru Desa Teluk Latak. Pawai ini berlangsung dengan khidmat dan rasa kekeluargaan, terdiri dari berbagai kelompok mayarakat, seperti kelompok kompang, rebana, wirid Yasin, pemuda-pemudi serta masyarakat Teluk latak dan tokoh masyarakat setempat.

 Ikhsan merupakan salah satu warga/remaja yang berasal dari desa Teluk latak, wawancara, 25/05, Teluk latak, Bengkalis, dusun langgam muara, “Ia menjelaskan bahwa tradisi ini merupakan kebiasaan/budaya masyarakat setempat yang dilakukan setiap tahun dalam menyambut bulan suci ramadhan, yang dilakukan dengan menggelar pawai lalu berkumpul di masjid dan memandikan anak atau mengusapkan air ke kepala anak serta dilanjutkan dengan salam-salaman sesama masyarakat yang hadir, dengan makna kita harus suci lahir dan batin sebelum melaksanakan puasa, tradisi ini juga dilakukan di Bangkinang, Kampar dengan cara turun ke sungai Kampar dan mandi bersama-sama dari kaum muda hingga yang tua.”
3.      Kesimpulan
Mandi balimau kasai berasal dari budaya Hindu di India yang kemudian dilakukan oleh Masyarakat Melayu sebelum bulan suci ramadhan atau dalam menyambut bulan suci ramadhan, dengan makna Membersihkan diri atau mensucikan diri sebelum bulan puasa dengan cara mandi menggunakan limau puruk dan nipis serta kunyit, beras, daun pandan, dan bunga-bungaan. Tak hanya masyarakat melayu saja yang melakukan tradisi ini, contohnya di Desa Teluk Latak mandi balimau kasai juga dilakukan, namun mandi balimau kasai ini di sebut dengan Berarak balimau yang diikuti oleh warga setempat dengan cara pawai lalu memandikan anak kecil serta bersalam-salaman dengan masyarakat yang hadir.


Sekian Terimakasih. .  J

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tradisi Makan Bersirih dan Makna Tepak Sirih

Gasing Permainan Tradisional Melayu